Sabtu, 22 Juni 2013

Dikejar Anjing



ia, gue pernah dikejar anjing, terus hampir saja gue digigitnya tapi yang namanya dikejar tentu akan luka dan luka itu disebabkan gue terjatuh ke dalam got atau selokan. dan pasti lho semua bertanya-tanya mengenai gue bisa dikjar anjing terus bisa pula jatuh di selokan. jadi begitni ceritanya:

Kejadiannya diminggu yang lalu, tepat gue lagi jalan-jalan di gang komplek dekat rumah gue, biasa lagi JJS dan alasan gue kesana itu cuma satu yakni ialah ingin melihat rumahnya Cindy dan kalau bisa sekalian orangnya. Gue kenal Chindy waktu lagi lari-lari sore juga di dekat taman kompleknya terus aku pandangin dia lama banget, dia sedikit kikuk dan gue tiba-tiba ditamparnya (bukan.. bukan.. bukan karena otak gue jorok tapi waktu itu gue memandanginya memang senyum dan itu cukup lama senymnya jadi dia khawatir dan coba menyadarkan gue doang). Ia jadi dari kejadian itu kami kenalan dan dia ngasih tahu rumahnya terus sekarang gue lagi ngeliat kontrakannya.

Rumah disini unik-unik, bukan dari desain bangunannya tapi satpamnya. Disetiap rumah pasti ada satpam dan wajah satpamnya seperti wajah yang mungkin hanya sekali menangis (sangar). Gue yang lari-lari santai coba tersenyum kepada setiap satpam yang ada sambil melncoba mencari rumah chindy yang katanya nomor 32. namun semua satpam yang ada jangan diharapkan membalas senyuman itu dengan ramah dan gue malah disemprot dan parahnya gue hampir dilempar sekop (kurang ajar). 

setelah lari dari satpam yang berwajah mengerikan itu, gue santai kembali berjalan dan sekarang belum juga nemuin rumah nya Chindy yang mungkin bisa kenalan lebih jauh dengannya. Gue menatap sekilas di rumah yang satu ini dan rumah ini berdempetan dengan rumah-rumah disampingnya, ada disitu pampangan nomor 32 yang membuat semangat gue akan jomblo kan segera hilang. Ia, gue perlahan mendatangi rumah tersebut yang dibentengi paga yang tinggi bak Istana raja, menakjubkan menurut gue dari rumah ini, gue coba ingin panggil dengan memukul pelan pagar besi itu, dan belum ada jawaban, gue liat disekitar pagar tersebut dan ada semacam bell dan berarti gue tinggal pincet bell itu aja. Setelah gue pencet selang beberapa lama ada yang keluar dari rumah itu dengan membuka pintu dan yang pertama terlihat ialah adanya kibasan rambut yang seperti kena efec slow motion gitu, tepat banget timenya. setelah itu dia senyum ke gue dan gue senang tentunya. Mengapa tidak: disenyumin orang cantik......
dia ternyata bersiap-siap ingin ikut jalan-jalan sore bareng gue juga, dan dia kembali maasuk untuk minta izin sama orang tuanya (memang anak yang baik nurut gue, nurut ma orang tuanya). Dia masuk kembali, gue sendiri lagi, dan ketika dia buka kembali pintu teat gua masih di depan pagarnya tiba-tiba terdengar dengusan suara yang sudah akrab di telinga gue... gue gak peduliin, gue masih naatap pintu itu lagi.... tapi dengusan ini kental terasa di kaki gue.... bingun memikirkan gue langsung liat kaki gue yang mendapat dengusan itu dan ternyata seekor anjing penjaga tepat menatap gue dengan tajam dan mungkin gue disangka maling sama dia...... menyakitkan.. dan gue berada antara hidup dan mati...

Gue teguk nafas sampai penuh di perut, tanpa melihat pintu Chindy lagi, cepat bergegas pergi menjadi pilihan gue dari anjing bringas ini. Tanpa banyak waktu, gue lari brussss. bersama gongongannya aung..aung.. merayap masuk kejantung gue seperti nusuk gitu, sampai gue lari kencang banget suara itu kental tersa jelas sekali dan gue dengar dengan secara tidak jelas juga Chindy memanggil gue yang mungkin dari depan pagarnya : "Satria.... Satria..."

nafas gue hampir putus dan lari gue jika diukur pakai spidometer sudah sampai kecepatan berpuluh-puluh kilometer per jam bayangin aja sendiri. tapi anjing ini yang mempunyai kecepatan lebih cepat dari gue merasa tidak puas sebelum menggigit bokong gue sehingga tak pernah berhenti mengejar gua sampai gue tunggak langgak kesana kemari. Chindy yang udah kabur, itu sudahlah, tapi sekarang nyawa gue menjadi petaruhan harus berfikir bagaimana caranya ngilangin jejak dari anjing ini. Tapi tak satupun gue liat satpam disini yang mau bantu gue dan memang mungkin gue memang disangka jadi maling kompleks mungkin sama satpamnya?

lari.. lari... sekali lagi... lari dengan kencang dan cepat menembus angin dan tentunya perumahan komplek ini. Lari cepat samblil berpikir dan akhirnya dapat juga jalan temunya, yang itu ialah gue melemparkan sepatu gue ke wajah annjing itu biar berhenti ngejar gue lagi. Cpek ternyata kejar-kerajarn dengan anjing itu, dan itu gue lakuin melemparkan sepetu gue saat gue berhenti sebentar, dan tepat tak jadi mengnai nya, sepertinya anjing ini sudah diajarin cara jitu untuk dapt menghindar dari lemparan senjata yang berbahaya. Gue kalut, coba yang lain, yakni melemparkan seblah sepatu gue yang masih tertinggal ke wajahnya, dan lagi dia berhasil lagi ngelaknya : "sialan lo blakiii" gue makin bingung, gak tahu lagi ngelempar apa lagi ke wajahnya untuk bisa berhenti ngejar gue yang udah kehabisan nafas sekarang. Akhirnya gue lari sekencang mungkin dan gue kilaf dikarenakan kaki kanan gue gak sengaja terhalang oleh kaki kiri gue dan akibatnya gue jatuh ke selokan komplek yang bauhnya mintak ampun....

anjing itu berhenti ngejar gue karena mungkin gue bau kali dan gue sudah terjungkal kedalam selokan. Dia hanya menggonggong tiga kali setelah itu pergi dengan merasa sudah menjalankan tugas dengan baik. Sekian.

sekarang, gue luka-luka, tangan gue hampir aja terkilir, gue harus mandi berkali-kali lagi, terus chindy hilang sudah dalam daftar kencan yang terencana.... Galau 

my twitter: @S4Tr14TerCak1t1

Tidak ada komentar:

Posting Komentar