Sabtu, 22 Juni 2013

Dikejar Anjing



ia, gue pernah dikejar anjing, terus hampir saja gue digigitnya tapi yang namanya dikejar tentu akan luka dan luka itu disebabkan gue terjatuh ke dalam got atau selokan. dan pasti lho semua bertanya-tanya mengenai gue bisa dikjar anjing terus bisa pula jatuh di selokan. jadi begitni ceritanya:

Kejadiannya diminggu yang lalu, tepat gue lagi jalan-jalan di gang komplek dekat rumah gue, biasa lagi JJS dan alasan gue kesana itu cuma satu yakni ialah ingin melihat rumahnya Cindy dan kalau bisa sekalian orangnya. Gue kenal Chindy waktu lagi lari-lari sore juga di dekat taman kompleknya terus aku pandangin dia lama banget, dia sedikit kikuk dan gue tiba-tiba ditamparnya (bukan.. bukan.. bukan karena otak gue jorok tapi waktu itu gue memandanginya memang senyum dan itu cukup lama senymnya jadi dia khawatir dan coba menyadarkan gue doang). Ia jadi dari kejadian itu kami kenalan dan dia ngasih tahu rumahnya terus sekarang gue lagi ngeliat kontrakannya.

Rumah disini unik-unik, bukan dari desain bangunannya tapi satpamnya. Disetiap rumah pasti ada satpam dan wajah satpamnya seperti wajah yang mungkin hanya sekali menangis (sangar). Gue yang lari-lari santai coba tersenyum kepada setiap satpam yang ada sambil melncoba mencari rumah chindy yang katanya nomor 32. namun semua satpam yang ada jangan diharapkan membalas senyuman itu dengan ramah dan gue malah disemprot dan parahnya gue hampir dilempar sekop (kurang ajar). 

setelah lari dari satpam yang berwajah mengerikan itu, gue santai kembali berjalan dan sekarang belum juga nemuin rumah nya Chindy yang mungkin bisa kenalan lebih jauh dengannya. Gue menatap sekilas di rumah yang satu ini dan rumah ini berdempetan dengan rumah-rumah disampingnya, ada disitu pampangan nomor 32 yang membuat semangat gue akan jomblo kan segera hilang. Ia, gue perlahan mendatangi rumah tersebut yang dibentengi paga yang tinggi bak Istana raja, menakjubkan menurut gue dari rumah ini, gue coba ingin panggil dengan memukul pelan pagar besi itu, dan belum ada jawaban, gue liat disekitar pagar tersebut dan ada semacam bell dan berarti gue tinggal pincet bell itu aja. Setelah gue pencet selang beberapa lama ada yang keluar dari rumah itu dengan membuka pintu dan yang pertama terlihat ialah adanya kibasan rambut yang seperti kena efec slow motion gitu, tepat banget timenya. setelah itu dia senyum ke gue dan gue senang tentunya. Mengapa tidak: disenyumin orang cantik......
dia ternyata bersiap-siap ingin ikut jalan-jalan sore bareng gue juga, dan dia kembali maasuk untuk minta izin sama orang tuanya (memang anak yang baik nurut gue, nurut ma orang tuanya). Dia masuk kembali, gue sendiri lagi, dan ketika dia buka kembali pintu teat gua masih di depan pagarnya tiba-tiba terdengar dengusan suara yang sudah akrab di telinga gue... gue gak peduliin, gue masih naatap pintu itu lagi.... tapi dengusan ini kental terasa di kaki gue.... bingun memikirkan gue langsung liat kaki gue yang mendapat dengusan itu dan ternyata seekor anjing penjaga tepat menatap gue dengan tajam dan mungkin gue disangka maling sama dia...... menyakitkan.. dan gue berada antara hidup dan mati...

Gue teguk nafas sampai penuh di perut, tanpa melihat pintu Chindy lagi, cepat bergegas pergi menjadi pilihan gue dari anjing bringas ini. Tanpa banyak waktu, gue lari brussss. bersama gongongannya aung..aung.. merayap masuk kejantung gue seperti nusuk gitu, sampai gue lari kencang banget suara itu kental tersa jelas sekali dan gue dengar dengan secara tidak jelas juga Chindy memanggil gue yang mungkin dari depan pagarnya : "Satria.... Satria..."

nafas gue hampir putus dan lari gue jika diukur pakai spidometer sudah sampai kecepatan berpuluh-puluh kilometer per jam bayangin aja sendiri. tapi anjing ini yang mempunyai kecepatan lebih cepat dari gue merasa tidak puas sebelum menggigit bokong gue sehingga tak pernah berhenti mengejar gua sampai gue tunggak langgak kesana kemari. Chindy yang udah kabur, itu sudahlah, tapi sekarang nyawa gue menjadi petaruhan harus berfikir bagaimana caranya ngilangin jejak dari anjing ini. Tapi tak satupun gue liat satpam disini yang mau bantu gue dan memang mungkin gue memang disangka jadi maling kompleks mungkin sama satpamnya?

lari.. lari... sekali lagi... lari dengan kencang dan cepat menembus angin dan tentunya perumahan komplek ini. Lari cepat samblil berpikir dan akhirnya dapat juga jalan temunya, yang itu ialah gue melemparkan sepatu gue ke wajah annjing itu biar berhenti ngejar gue lagi. Cpek ternyata kejar-kerajarn dengan anjing itu, dan itu gue lakuin melemparkan sepetu gue saat gue berhenti sebentar, dan tepat tak jadi mengnai nya, sepertinya anjing ini sudah diajarin cara jitu untuk dapt menghindar dari lemparan senjata yang berbahaya. Gue kalut, coba yang lain, yakni melemparkan seblah sepatu gue yang masih tertinggal ke wajahnya, dan lagi dia berhasil lagi ngelaknya : "sialan lo blakiii" gue makin bingung, gak tahu lagi ngelempar apa lagi ke wajahnya untuk bisa berhenti ngejar gue yang udah kehabisan nafas sekarang. Akhirnya gue lari sekencang mungkin dan gue kilaf dikarenakan kaki kanan gue gak sengaja terhalang oleh kaki kiri gue dan akibatnya gue jatuh ke selokan komplek yang bauhnya mintak ampun....

anjing itu berhenti ngejar gue karena mungkin gue bau kali dan gue sudah terjungkal kedalam selokan. Dia hanya menggonggong tiga kali setelah itu pergi dengan merasa sudah menjalankan tugas dengan baik. Sekian.

sekarang, gue luka-luka, tangan gue hampir aja terkilir, gue harus mandi berkali-kali lagi, terus chindy hilang sudah dalam daftar kencan yang terencana.... Galau 

my twitter: @S4Tr14TerCak1t1

Dikejar Anjing

ia, gue pernah dikejar anjing, terus hampir saja gue digigitnya tapi yang namanya dikejar tentu akan luka dan luka itu disebabkan gue terjatuh ke dalam got atau selokan. dan pasti lho semua bertanya-tanya mengenai gue bisa dikjar anjing terus bisa pula jatuh di selokan. jadi begitni ceritanya:

Kejadiannya diminggu yang lalu, tepat gue lagi jalan-jalan di gang komplek dekat rumah gue, biasa lagi JJS dan alasan gue kesana itu cuma satu yakni ialah ingin melihat rumahnya Cindy dan kalau bisa sekalian orangnya. Gue kenal Chindy waktu lagi lari-lari sore juga di dekat taman kompleknya terus aku pandangin dia lama banget, dia sedikit kikuk dan gue tiba-tiba ditamparnya (bukan.. bukan.. bukan karena otak gue jorok tapi waktu itu gue memandanginya memang senyum dan itu cukup lama senymnya jadi dia khawatir dan coba menyadarkan gue doang). Ia jadi dari kejadian itu kami kenalan dan dia ngasih tahu rumahnya terus sekarang gue lagi ngeliat kontrakannya.

Rumah disini unik-unik, bukan dari desain bangunannya tapi satpamnya. Disetiap rumah pasti ada satpam dan wajah satpamnya seperti wajah yang mungkin hanya sekali menangis (sangar). Gue yang lari-lari santai coba tersenyum kepada setiap satpam yang ada sambil melncoba mencari rumah chindy yang katanya nomor 32. namun semua satpam yang ada jangan diharapkan membalas senyuman itu dengan ramah dan gue malah disemprot dan parahnya gue hampir dilempar sekop (kurang ajar). 

setelah lari dari satpam yang berwajah mengerikan itu, gue santai kembali berjalan dan sekarang belum juga nemuin rumah nya Chindy yang mungkin bisa kenalan lebih jauh dengannya. Gue menatap sekilas di rumah yang satu ini dan rumah ini berdempetan dengan rumah-rumah disampingnya, ada disitu pampangan nomor 32 yang membuat semangat gue akan jomblo kan segera hilang. Ia, gue perlahan mendatangi rumah tersebut yang dibentengi paga yang tinggi bak Istana raja, menakjubkan menurut gue dari rumah ini, gue coba ingin panggil dengan memukul pelan pagar besi itu, dan belum ada jawaban, gue liat disekitar pagar tersebut dan ada semacam bell dan berarti gue tinggal pincet bell itu aja. Setelah gue pencet selang beberapa lama ada yang keluar dari rumah itu dengan membuka pintu dan yang pertama terlihat ialah adanya kibasan rambut yang seperti kena efec slow motion gitu, tepat banget timenya. setelah itu dia senyum ke gue dan gue senang tentunya. Mengapa tidak: disenyumin orang cantik......
dia ternyata bersiap-siap ingin ikut jalan-jalan sore bareng gue juga, dan dia kembali maasuk untuk minta izin sama orang tuanya (memang anak yang baik nurut gue, nurut ma orang tuanya). Dia masuk kembali, gue sendiri lagi, dan ketika dia buka kembali pintu teat gua masih di depan pagarnya tiba-tiba terdengar dengusan suara yang sudah akrab di telinga gue... gue gak peduliin, gue masih naatap pintu itu lagi.... tapi dengusan ini kental terasa di kaki gue.... bingun memikirkan gue langsung liat kaki gue yang mendapat dengusan itu dan ternyata seekor anjing penjaga tepat menatap gue dengan tajam dan mungkin gue disangka maling sama dia...... menyakitkan.. dan gue berada antara hidup dan mati...

Gue teguk nafas sampai penuh di perut, tanpa melihat pintu Chindy lagi, cepat bergegas pergi menjadi pilihan gue dari anjing bringas ini. Tanpa banyak waktu, gue lari brussss. bersama gongongannya aung..aung.. merayap masuk kejantung gue seperti nusuk gitu, sampai gue lari kencang banget suara itu kental tersa jelas sekali dan gue dengar dengan secara tidak jelas juga Chindy memanggil gue yang mungkin dari depan pagarnya : "Satria.... Satria..."

nafas gue hampir putus dan lari gue jika diukur pakai spidometer sudah sampai kecepatan berpuluh-puluh kilometer per jam bayangin aja sendiri. tapi anjing ini yang mempunyai kecepatan lebih cepat dari gue merasa tidak puas sebelum menggigit bokong gue sehingga tak pernah berhenti mengejar gua sampai gue tunggak langgak kesana kemari. Chindy yang udah kabur, itu sudahlah, tapi sekarang nyawa gue menjadi petaruhan harus berfikir bagaimana caranya ngilangin jejak dari anjing ini. Tapi tak satupun gue liat satpam disini yang mau bantu gue dan memang mungkin gue memang disangka jadi maling kompleks mungkin sama satpamnya?

lari.. lari... sekali lagi... lari dengan kencang dan cepat menembus angin dan tentunya perumahan komplek ini. Lari cepat samblil berpikir dan akhirnya dapat juga jalan temunya, yang itu ialah gue melemparkan sepatu gue ke wajah annjing itu biar berhenti ngejar gue lagi. Cpek ternyata kejar-kerajarn dengan anjing itu, dan itu gue lakuin melemparkan sepetu gue saat gue berhenti sebentar, dan tepat tak jadi mengnai nya, sepertinya anjing ini sudah diajarin cara jitu untuk dapt menghindar dari lemparan senjata yang berbahaya. Gue kalut, coba yang lain, yakni melemparkan seblah sepatu gue yang masih tertinggal ke wajahnya, dan lagi dia berhasil lagi ngelaknya : "sialan lo blakiii" gue makin bingung, gak tahu lagi ngelempar apa lagi ke wajahnya untuk bisa berhenti ngejar gue yang udah kehabisan nafas sekarang. Akhirnya gue lari sekencang mungkin dan gue kilaf dikarenakan kaki kanan gue gak sengaja terhalang oleh kaki kiri gue dan akibatnya gue jatuh ke selokan komplek yang bauhnya mintak ampun....

anjing itu berhenti ngejar gue karena mungkin gue bau kali dan gue sudah terjungkal kedalam selokan. Dia hanya menggonggong tiga kali setelah itu pergi dengan merasa sudah menjalankan tugas dengan baik. Sekian.

sekarang, gue luka-luka, tangan gue hampir aja terkilir, gue harus mandi berkali-kali lagi, terus chindy hilang sudah dalam daftar kencan yang terencana.... Galau 

my twitter: @S4Tr14TerCak1t1

Senin, 17 Juni 2013

DILEMA G4LAUUUU

IA DILEMA GALAU

OLEH: SATRIA DWI SAPUTRO

dilema galau itu pasti nyakitin bila dibayanginnya gimana. kebanyakan yang berhasil ngebayangin galau itu gimana dan merasakannya..... akhirnya.... entah bagaimana endingnya, terus ada juga yang coba ngebayangin namun belum sampai, dan terjadi dikehidupannya terus.. terus cepat-cepat nyari gedung tinggi (selesailah sudah). dan itu segelintirnya saja.

kebanyakan penyebab galau itu biasanya dilatarbelakangi penolakan yang tak diingini, terus gak terima, terus nyari facebook, terus ngetwett di twitter, terus nulis diblog (seperti gue), terus nyari diary... terus akhirnya nulis buku. namun penyebab penolakan seperti ini juga bila dikembangkan juga beragam bentuknya. ada yang ditolak dikarenakan dia terlalu jahat, bahakan ada juga sebaliknya -terlalu baik- sadis bukan. bukan hanya itu, penolakan juga ada yang disebabkan bukan level, atau bukan sekelas-lah untuk bahasa sederhananya. dan bila tak tanggulangannya bisa-bisa berbahaya...

kebanyakan yang sudah berhasil move on dari galau maka akan mengucapkan kalimat : "Say No Galau". ia itu positif. cermati kembali, bila diucapkan kallimat berikut, berarti para pecandu galau yang belum masuk karantinya, kudu wajib mengikuti pelatihan terapi penghilang galau dengan minimal mengucapkan kalimat : "Say No Galau". gue ketika uring-uringan saat galau akibat karena gue bukan pilihan hatinya, sudahlah, hampir saja gue katakan: "dunia ini tak seindah apa yang gue ingin" dan setelah gue agak redaan karena itu langsung gue cari internet nulis status: "Cinta memang bukan harus dipaksakan #galau" udah, gue move on. walaupun ada perencanaan untuk itu, yang pertama, gue gak mau ngingat mantan gebetan gue lagi, terus kedua, jika galau gue karana angkot penuh atau terlambat masuk mata kuliah maka ngilanginnya harus tawakkal dan tafakkur dan itu memang gue yang salah, yang ketiga, jika gue galau karena harus ditampar karena memandang senyum wnita tersenyum, jawabnya satu itu bukan galau tapi tanda ucapan terima kasih.....

memang yang namanya galau itu beragam, dari belum sempat masuk PTN lah, atau gak lulus masuk PTN lah dan solusinya khan ada swasta, gue tahu gue kuliah di PTN, namun bukan berarti gue gak galau. gue galau juga, mikirin kos, uang buku, kalau punya gebetan terus harus sisain uang untuk nonton bioskop 21, terus mikirin angkot, mikirin dosen, mikirin nilai, mikirin jumlah uang saku,,, terlalu banyak yang dipikirin dan gue ambil satu solusi... sederhanakan saja yang dipikirkan... biar tidak galauuuuuuuuuuu

dan memang galau itu dilema jadinya
galau
setia datang bagi siapa yang dimaunya
dalam setiap hantaran tidur isakan tangisan terngiang
dalam bangun pun begitu,
matahari redup masih sama
begitu sinar rembulan menghibur bersama bintang dan tetap sama
tetap sama
galaunya.....

huffffftt sekian.... my twitter : @S4Tr14TerCak1t1

Kamis, 06 Juni 2013

Malam Ya Dingin

 
Tahu mengapa harus sebagian orang menangis di waktu malam, atau mengapa banyak pecandu galau harus pula saling melempar tweet keputusan sepihak dari gebetannya di twiiter. yang ginian lumrah gue baca di wall twitter gue, harus di akui gue juga dulu seperti itu. ketika malam minggu teman-teman gue udah pada sibuk dengan gebetannya, nah gue harus diam di kost gue masih juga sibuk dengan tugas-tugas gue. Ini derita fansclub Jomblowwerrrrr.... gue salah satunya.

Abadi Jadi jomblo itu nyakitin, ketika jalan di pinggiran mol, jumpa ma teman-teman lalu teman-teman gue yang udah pada punya gebetannya lalu ngomong: "sat... kok akut banget sih galau lho, PDKT doungggg" ngomongnya sambil manyumin bibir dan seperti gue ini memang akut jomblo plus galau abadi. Ia itu gue terima dan gue jawab dengan santai: "ia belum ada yang gue mau terima aja" tepat bukan....

Pada perjalanan yang lain juga gue pernah berjumpa dengan seorang cewek, cantik bangueetttt, terkenal seantero kampus dia ini banyak yang suka dan termasuk gue. Namanya gue belm tahu, tapi gue akan cari tahu. ketika gadis itu berjalan santai selepas pulang kuliah tanpa sengaja gue jumpa dengannya dan ada temannya pula yang menghampirinya, obrolan pengintaian pun terjadi:
"hai....cika" mereka bro
"hai juga Sinta....." iya namanya Shinta, gue langsung catat di buku harian gue. Gadis baik itu namanya Shinta, udah... 

perjumpaan hari-hari berikutnya, gue buat trick seperti dalam film-film romantik yang bias gue tonton. gini itu, sewaktu dia jalan dengan membawa buku yang besar-besar gue tahu dia pasti orang terpelajar, lalu gue berjalan santai dan gue pura-pura nggak melihatnya dan menabrakkan langsung badan gue ke dia. plakkk, buku jatuh, dia kaget, gue nunggu reaksi berikutnya.....
"maaffff- maafffff" gue pembuka pembicaraan
"ia, hati-hati ya kalau jalannya Mas" suaranya lembut, dan itu lho panggilan Masnya ke gue harusnya diilangin gantiin jadi 'Beibb' napa.
"ia, tadi mau cepat, soalnya ada jam mas..uuukk, kuliah, oiya" langsung gue ambilin bukunya yang jatuh dan kasiin lagi kedia, Shinta.
"ya, udah gak apa, tapi hati-hati ya Mas, sekali lagi jalannya" sekali lagi 'mas' dia panggil gue.
"gini, nama gue Satria, kamu ?" obrolan dipertajam karena stop gue 'satria' not 'mas'
"shinta, ya, aku anak fakultas sastra, kamu mas Satria" jangan... jangan panggil gue 'mas' dong tapi 'beibb'.
"ia, kamu anak fakultas sastra berarti sering nulis puisi dong, ehhh, ia gue dari fakultas ekonomi. hemmm oiya kalau ada bukumu rusak yang tadi gue tabrak, bilang aja, ini nomor gue, dan nomor Shinta berapa?" dia kasih, gue bangga, mudah-mudahan dia nggak panggil gue mas lagi. amiin.

*****
seandaianya redup mentari mungkin malam bisa sangat terang, tapi biar mentari terang dan malam gelap saja karena cintaku telah menjadi cahayaku di malamku yang gelap (disamping lampu kamar juga nyala). Gue sering sms dia dengan isi seperti ini: "Bulan itu menangis, aku tahu kamu nggak sama dengan bulan, dia redup dibalik awan, tapi kamu terang siang dan malam. kamu lebih dari bulan ituuu...." dan dia balas "kok sat, SMS gitu sihhhh, gak mutu tauuu" gue tersenak dengar kata-kata itu. latih ... setiap hari melatih menulis gue... sampai akhirnya gue tuliskan kata seperti ini:

aku bagimu
tahu mengapa dunia bisu mendengar aku bernyanyi
tahu juga mengapa rintik air hujan tak juga membahasiku
aku seperti lalang dibakar tungku kegalauan
aku menatapmu jauh seperti pendingin dari panasnya putus asaku.
aku ingin mengundangmu mengisi itu dari menghapuskan galauku.

nah, gue berpikir puisi ini akan menohok hatinya, dan dia akan luluh ke gue, dan gue akan punya gebetan dari sekian lamaaa jomblo. Gue dengar hp bunyi, dan gue lihat tanda pessan masuk. langsung gue baca isinya, gue baca sebaris, gue bertekuk wajah, sebaris lagi, gue makin kalut, sebaris lagi ya dia memang bukan gebetan gue..........

"Catriaaaa,,, puisinya bagus banget sih, aku suka bengeetttt, hanya dengan kata-katamu. tapi untuk kamu, aku sudah punya gebetan, dia baik, cakep, gak suka nabrak sembarang orang, dan pastinya aku sayang sama dia. kamu jangan kirimin pesan puitismu lagi ya,,, iya...." itu pesannya....

Gue misscall hpnya dan yang bicara pihak operator berarti udah ganti nomor dan buang nomor gue.... tweeet gue pun, "gue galau.. jangan ganggu"

Rabu, 05 Juni 2013

KAMPREETTTTTT

Byarrrrrr........

itu pagi sudah tiba, kejar waktu, kejar handuk, kejar kamar mandi, kejar sarapan, kejar pamitan, kejar ke kampus.
Awal dari tulisan ini gue tunjukin di blog gue bro, tepat beberapa hari yang lalu gue bangun telat banget, bukan karena malamnya nonton bola (bedain pemain dan wasit saja harus teliti) tapi malamnya gue ngapal pelajaran. Besoknya ada ulangan tengah semester, semua yang berkaitan dengan pelajaran itu gue babat habis (ya dibacaaaa) dari makalah-makalah yang isinya berbelit-belit, dari catatan-catatan gue yang jika di khiaskan dengan cakar ayam masih mending sikit tulisan cakar ayam itu sihhh, dari juga harus berdoa selalu mudah-mudahan listrik gak mati lagi kek kemarin-kemarin, itu yang membuat pagi gue harus galau mengejar waktu.
Bicara dosen, hati-hati, waktu adalah pedang. Itu yang diucapkan kepada kami, jangan terlambat, tepat waktu, turuti perintahnya, dan jangan jadi brandal. Cukup baik sih nurut gue mengenang gue mamang tidak brandallan walaupun dulu sempat ikut tawuran waktu lemparan-lemparan pasir tetangga ketika kecil namun itu dulu banget..... sekarang enggak pernah bro. Ya, itu dosen gue, gue lihat sebelum berangkat jam sudah menunjukkan 7.20 pagi dan masuk tepat 7.30. jarak kost gue ke kampus itu 5 km, gue naik angot dan doa gue harus bertambah-bertambah sambil picing mata. Ankotnya cukup rame di sini, yang naik pun lumayan rame, gue masuk dan duduk tenang, lalu angkotnya beranjak dan perlahan sekali jalannya, nafas naik turun takut pedang itu takdirnya ke gue, dan gue diam dulu sama supir angkotnya, beberapa lama tak sampai pada tiga menit dia lambat lagi, aku masih diam,, penumpang lain juga diam,,,, beberapa lama lagi menunjukkan waktu 7.30 dan si supir angkot ini masih melama-lamakan angkotnya, padahal jalanan cukup lengang gak begitu padat banget kok, ini membuat gue harus bicara...
"pak, sedikit cepat dong......
"hei bung, suka-suka aku dong,,,,,
"wah pak, saya mau ulangan ini pak.....
"jadi.....
"cepatin dong pak jalan angkotnya, kosong juga jalan....
"ok.. ok...."

lajunya cepat, keramaian jalan yang tak begitu ramai ditembus angkot itu dengan ccepat bak angin,,,, ngiussssss begitu mungkin jika diumpamakan. sampailah gue di gerbang kampus, jam tinggal menunjukkan 7. 26 berarti 4 menit lagi, harapan.......Satpam pengaman kampus ada sekit empat orangan di pagar kampus, setiap mahasiswa yang masuk harap nunjukin kartu mahasiswanya, dan gue itu ada, selamat di sini. capek itu derita dalam menuntut ilmu, ia itu gue tuliskan disebabkan, jarak dari pagar kampus ke lokal gue kurang lebih 200 meteran bro, gempor mungkin betis. Tapi itu tak masalah ketimbang takdir pedang harus ke gue, cepat... cepat ... itu yang gue ucapin di hati,, cepat.. cepat,,, lari pun cepat,,,, dan cepat,, lari cepat,,, tinggal jarak ke lokal 40 meteran,,,, dan cepat lagi... lagi cepat... cepat .... dan sampai di depan fakultas...lokal gue ada di lantai 4, fakultas ini jangan bicarakan lift ataupun eskalator itu tidak ada, gue laju sambil ngosan juga sihhh,, naik ke atas,,, atas,, atas ,,, atas,,, lantai 4,,, dan lantai 4,,,,, aku sampai, aku lega,, nafas ku tarik dulu,,, ulur sebentar......dan gue berlari lagi mengejar lokal di lorong ujung kali....dan sampai di lorong juga. Lokal gue tertutup rapat, gua hanya berpikir dosen udah di dalam bersama yang lainnya dan tinggal gue yang belum datang.... tenang hati gue,, diketok pertama pintu ini, tidak ada jawaban,,, diketok lagi sama jawabannya (tidak ada jawaban). kalut itu milik semua manusia di saat-saat seperti gue ini dan langsung saja gue buka pintu itu perlahan dannnnnnnnnnnnn
"kok........ kok gak ada datang sih" kaget lokal kosong
"ya.. yeaahhhhhhhh, udah tadi naik angkot mau berantem, bangun harus kejar-kejaran dan kok gak pada daatang sih, Dosennya,, dosennya lagi hilanggggg" kalut banget, coba tenang dan gue tanyak kosma melalui SMS, gue ambil hp dari kantong samping gue dan gue lihat ada sms sebelum nanyak kosma, selanjutnya SMS itu gue baca.. bunyinya
"KEPADA SELURUH TEMAN-TEMAN BESOK TIDAK JADI ULANGAN DAN TIDAK MASUK. BAPAK ITU TIDAK BISA DATANG ADA URUSAN DI LUAR KOTA. SEKIAN... KOSMA"

Tarik nafas,,, dan "Kammppppreeetttttttt"

Sekedar Saja

Sekedar saja........

ia judul di tulisan pertama gue ini tepat di mana gue lagi galau dan akan dituliskan semuanya ke dalam blog ini. Tugas kuliah, lho pada tahu kan betapa anak kuliah harus mempunyai tugas kuliah, mengerjakan kelompok, nulis resume dari kelompok awal sampai akhir dan lebih-lebih kalau seorang cewek cantik mintak tolongin ngerjain tugasnya, ini yang buat gue galau banget.
Gue bernama Satria, ya perkenalan singkat gue aja sama lho semua sobat gue. Jadi Mahasiswa itu terhormat bagi gue, betapa tidak! Ketika orang-orang di sekeliling gue pengen kuliah gak kesampaian ehhhhh ketika gue bilang gak mau kuliah langsung kerja (gak jelasss kerjanyaaa) langsung bokap gue nyuruh gue kuliah sedikit maksa sih, namun akhirnya sekarang setelah gue jadi Mahasiswa ternyata enak juga.

Dilla, itu nama gadis satu lokal di semester gue, cantik orangnya, lembut suaranya, dan ahhhh sempurnalah dikatakan wanita idaman. Senyumannya sudah membuat mulut gue mingkem alias bisu. dia datang perlahan malah detak jantung gue berdetak bak di tengah rel keretapi bogor-jakarta. Lalu dia makin mendekat, dan mendekat semakin mendekat dan jantung gue makin kencang denyutnya, mulut gue makin gak tahu lagi ngomong apa-apa, nafas gue seperti baru nyebur di kolam bersuhu 3 derajat celcius lalu dia berkata:
"Satria,,,, boleh mintak tolong gak?" lembut sekaliiiiii
"..............." bisu hanya mengangguk.
"gini, Dilla ada pr meresume makalah ini, bisa Satria meresumekannya" sangat lembut....
"............." masih sama, ngangguk lagi
"boleh,, jadi Dilla tunggu nanti yua, dua hari lagi. oke" bukunya diberikannya lalu tangannya ibarat kain sutera terhempas  di tangan gue bayangin aja lembutnya sendiri.

Gue di kampus memang terkenal pintar, baik, sopan, tanpa masalah, suka senyum, bersedekah, memberi jawaban dan hingga kesampaian ngerjain tugas orang-orang. Gue orangnya telaten begitu ibu memuji gue ketika kecil dahulu. lalu dampak dari kebaikan-kebaikan gue itu sekarang adalah bergalau ria di malam mingguan seperti saat ini. Meresume dari makalah yang tebalnya bikin min bagi orang berkacamata harus periksa lagi ke dokter mata membuat gue sedikit memejamkan cukup lama, lalu gue....... ngerjainnya demi janjiiiiiiii.
Berharap dari ngerjain tugasnya Dilla yang membuat gue bisu, jantung berdetak kencang, serta hanya satu raut yang gue punya di wajah adalah alangkah manisnya dia jadi gebetan gue...semoga.... dan dimalam minggu gue, cukup meja, pena, makalah tebalnya yak ampuunnn, teh hangat, serta doa akan melengkapkan PDKT gue waktu nyerahin tugasnya dan dia pasti akan muji-muji gue...............
"Satriaaaa... satria.........tugasnya, bagus banget sih,,,, kita makan bareng yaaaaa Satria......" gue tunggu ucapan seperti itu. semoga lagi.